berenang bersama budhe Maryani
"budhe Maryani, budhe suka berenang nggak ?"
Dia menjawab spontan, "suka sekali cah bagus kenapa ya ?"
Aku menjawab lagi, "enggak Gendon punya baju renang yang bagus sekali, budhe mau ya ?"
"Mau saja cah bagus ?"
Aku segera mengambil pakaian renang yang aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan aku berikan kepada beberapa kenalanku yang berani memakainya, saat ini aku masih mempunyai beberapa buah dan aku pilih yang paling seksi buat budhe Maryani. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.
Ketika kutunjukkan pada budhe Maryani, matanya berbinar binar..
"aduh Gendon bagus sekali ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya.
Aku hanya mengangguk kataku, "biar mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau budhe Maryani nggak keberatan, Gendon kepengen lihat budhe Maryani pakai pakaian renang ini mau kan ?"
budhe Maryani pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi
akhirnya dia bertanya, "dimana saya bisa ganti Ndon".
"Disini saja diruang tamu," aku sengaja menunjuk kedalam ruang tamuku.
"Gendon tunggu disini ya" katanya.
Aku hanya mengangguk dan budhe Maryani masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tidak masuk kedalam melihat budhe Maryani ganti, karena aku kuatir dia lepas dari
perangkapku itu. Dengan hati berdebar debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar budhe Maryani memanggilku..."Ndon Gendon kesini saja budhe Maryani malu keluar". Aku tergesa gesa masuk keruang tamuku. Kulihat pakaian budhe Maryani bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar benar pas buat budhe Maryani, buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya
menyembul keluar. Secara tiba tiba budhe Maryani mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Kontolku langsung ngaceng penuh melihat
ketiak budhe Maryani ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan
tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras. "Disini
lebih jelas budhe Maryani, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan
didalam". Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu.
Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku
menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu.
Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan pentil susu
budhe Maryani yang tampak menonjol itu dan juga potongannya yang berani
menyebabkan sebagian bulu kemaluan budhe Maryani yang hitam keriting itu keluar
disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya. Aku tertawa sambil berkata,
"aduh budhe Maryani..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh !" budhe Maryani agak
terkejut dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi
bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil
bertanya lagi. "Memangnya lebat ya budhe kok sampai keluar semua". budhe Maryani
menjawab enteng juga, "habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya
mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua".
Aku bilang pada budhe Maryani : "Sudah budhe sana kamu ganti saja dengan
pakaianmu sendiri". Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika budhe Maryani mencoba
pakaian renang, saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. budhe Maryani
berkata.."lho Gendon kenapa kok disini..kamu keluar dulu dong budhe Maryani mau
ganti" katanya manja. Aku diam saja.."sudahlah apa bedanya telanjang
dengan pakai pakaian renang ini, toh Gendon sudah bisa membayangkan
didalamnya". budhe Maryani memang berani sambil menyeringai dia segera melepas
pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat.
Mataku terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya
yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong.
"Waah... budhe Maryani, payudaramu besar dan montok sekali, kenapa bisa begini budhe. Bulu jembutmu juga lebat gondrong" kataku,
"Iyha nih payudara budhe kegedhean, soalnya dulu sering diolesi minyak bulus jadi gedhe banget begini. kadang budhe juga malu, sudah tua tapi koq payudaranya masih montok"
"Terus bulu ketiak yang lebat sama jembutnya koq juga gondrong apa karena pengaruh minyak bulus juga budhe ?"
"Mungkin juga yha cah bagus, tapi biar ketiak sama jembut budhe gondrong kamu juga suka kaan.."
"Suka doong budhe, budhe jadi kelihatan tambah seksi dan merangsang"
Aku sudah tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati budhe Maryani,
kuremas susunya dan kucium bibirnya. budhe Maryani hanya pasrah saja, tanpa
tunggu komando lagi celanaku langsung kupelorotkan dan kusuruh budhe Maryani
memegang kontolku. budhe Maryani langsung menggenggamnya dengan halus, aku yang
sudah bernafsu segera menarik budhe Maryani pelan pelan kesofa sambil tetap
berciuman dan budhe Maryani masih menggenggam kontolku. Ketika aku sudah
berhasil duduk disofa, kusuruh budhe Maryani duduk dipangkuanku dan kuselipkan
kontolku dibibir nonoknya. Dengan sekali tekan, kontolku amblas diliang
nonok budhe Maryani. Ternyata budhe Maryani memang betul betul sudah nggak perawan,
tetapi nonoknya masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai.
Gerakan pantat budhe Maryani cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan
memeluk aku erat erat. Kurasakan hangatnya liang nonok budhe Maryani yang masih
peret itu, geseran buah dadanya didadaku membuat aku makin bernafsu.
Merasakan ganasnya budhe Maryani yang menduduki kontolku, aku kuatir kalau aku
akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong budhe Maryani sehingga ia
berdiri dan terlepaslah kontolku dari liang nonoknya. Aku mendudukkan
dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat nonoknya
terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai
berkilat oleh lendir dari nonoknya sendiri. Langsung saja lidahku
menjilati itil budhe Maryani yang membengkak seperti kacang tanah itu. budhe Maryani
menggeliat sambil merintih, jembutnya yang lebat kusisihkan kesamping
sehingga lidahku makin leluasa menyusuri tepi bibir nonok budhe Maryani untuk
kemudian ujung lidahku kumasukkan keliang nonoknya yang menganga itu.
budhe Maryani betul betul tidak tahan dengan jilatanku ini, tangannya meremas
remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih rintih. Ketika kulihat
lendir nonok budhe Maryani sudah membanjir, aku berdiri untuk segera
menyetubuhi budhe Maryani, saat itu tiba tiba saja budhe Maryani menangkap kontolku dan
langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya kontolku kuat kuat.
Kuluman budhe Maryani tidak terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat budhe Maryani
yang begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah
sekali buah dada budhe Maryani berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya
yang dipulas lipstick tipis mengulum kontolku. Tak tahan dengan semua
ini segera kucabut kontolku dari bibir budhe Maryani dan kudorong budhe Maryani hingga
terbaring , pelan pelan kuletakkan kontolku dibibir nonoknya yang
berbulu lebat itu, budhe Maryani membantuku dengan menyibakkan jembutnya serta
menguakkan nonoknya, pelan pelan aku menusukkan kontolku untuk
merasakan liang nonok budhe Maryani yang hangat itu sampai akhirnya kontolku
mencapai dasar nonok budhe Maryani. budhe Maryani mengangkat kakinya tinggi tinggi dan
pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tidak sempat
merojokkan kontolku, karena goyangan budhe Maryani yang alami membuat aku tidak
mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini, aku hanya mampu
menghisap pentil susu budhe Maryani sementara air maniku menyembur keluar oleh
empotan dan goyangan budhe Maryani itu. Aku tahu kalau budhe Maryani belum mencapai
kepuasan, tetapi aku tidak perduli, yang penting aku puas dan aku sudah
membayarnya.
Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang
diberikannya, Sisca segera mendorongku dan mengatakan kalau dia mau
segera pergi, bahkan dia minta ijin padaku untuk mandi terlebih dahulu.
Aku hanya mengiakan apa yang diminta budhe Maryani, rasanya aku masih terbius
oleh semua ini. Satu kalimat yang aku pesankan pada budhe Maryani, sering
seringlah mampir, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu
membuatku puas seperti pagi ini.
Dia menjawab spontan, "suka sekali cah bagus kenapa ya ?"
Aku menjawab lagi, "enggak Gendon punya baju renang yang bagus sekali, budhe mau ya ?"
"Mau saja cah bagus ?"
Aku segera mengambil pakaian renang yang aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan aku berikan kepada beberapa kenalanku yang berani memakainya, saat ini aku masih mempunyai beberapa buah dan aku pilih yang paling seksi buat budhe Maryani. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.
Ketika kutunjukkan pada budhe Maryani, matanya berbinar binar..
"aduh Gendon bagus sekali ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya.
Aku hanya mengangguk kataku, "biar mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau budhe Maryani nggak keberatan, Gendon kepengen lihat budhe Maryani pakai pakaian renang ini mau kan ?"
budhe Maryani pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi
akhirnya dia bertanya, "dimana saya bisa ganti Ndon".
"Disini saja diruang tamu," aku sengaja menunjuk kedalam ruang tamuku.
"Gendon tunggu disini ya" katanya.
Aku hanya mengangguk dan budhe Maryani masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tidak masuk kedalam melihat budhe Maryani ganti, karena aku kuatir dia lepas dari
perangkapku itu. Dengan hati berdebar debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar budhe Maryani memanggilku..."Ndon Gendon kesini saja budhe Maryani malu keluar". Aku tergesa gesa masuk keruang tamuku. Kulihat pakaian budhe Maryani bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar benar pas buat budhe Maryani, buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya
menyembul keluar. Secara tiba tiba budhe Maryani mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Kontolku langsung ngaceng penuh melihat
ketiak budhe Maryani ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan
tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras. "Disini
lebih jelas budhe Maryani, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan
didalam". Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu.
Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku
menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu.
Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan pentil susu
budhe Maryani yang tampak menonjol itu dan juga potongannya yang berani
menyebabkan sebagian bulu kemaluan budhe Maryani yang hitam keriting itu keluar
disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya. Aku tertawa sambil berkata,
"aduh budhe Maryani..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh !" budhe Maryani agak
terkejut dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi
bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil
bertanya lagi. "Memangnya lebat ya budhe kok sampai keluar semua". budhe Maryani
menjawab enteng juga, "habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya
mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua".
Aku bilang pada budhe Maryani : "Sudah budhe sana kamu ganti saja dengan
pakaianmu sendiri". Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika budhe Maryani mencoba
pakaian renang, saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. budhe Maryani
berkata.."lho Gendon kenapa kok disini..kamu keluar dulu dong budhe Maryani mau
ganti" katanya manja. Aku diam saja.."sudahlah apa bedanya telanjang
dengan pakai pakaian renang ini, toh Gendon sudah bisa membayangkan
didalamnya". budhe Maryani memang berani sambil menyeringai dia segera melepas
pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat.
Mataku terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya
yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong.
"Waah... budhe Maryani, payudaramu besar dan montok sekali, kenapa bisa begini budhe. Bulu jembutmu juga lebat gondrong" kataku,
"Iyha nih payudara budhe kegedhean, soalnya dulu sering diolesi minyak bulus jadi gedhe banget begini. kadang budhe juga malu, sudah tua tapi koq payudaranya masih montok"
"Terus bulu ketiak yang lebat sama jembutnya koq juga gondrong apa karena pengaruh minyak bulus juga budhe ?"
"Mungkin juga yha cah bagus, tapi biar ketiak sama jembut budhe gondrong kamu juga suka kaan.."
"Suka doong budhe, budhe jadi kelihatan tambah seksi dan merangsang"
Aku sudah tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati budhe Maryani,
kuremas susunya dan kucium bibirnya. budhe Maryani hanya pasrah saja, tanpa
tunggu komando lagi celanaku langsung kupelorotkan dan kusuruh budhe Maryani
memegang kontolku. budhe Maryani langsung menggenggamnya dengan halus, aku yang
sudah bernafsu segera menarik budhe Maryani pelan pelan kesofa sambil tetap
berciuman dan budhe Maryani masih menggenggam kontolku. Ketika aku sudah
berhasil duduk disofa, kusuruh budhe Maryani duduk dipangkuanku dan kuselipkan
kontolku dibibir nonoknya. Dengan sekali tekan, kontolku amblas diliang
nonok budhe Maryani. Ternyata budhe Maryani memang betul betul sudah nggak perawan,
tetapi nonoknya masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai.
Gerakan pantat budhe Maryani cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan
memeluk aku erat erat. Kurasakan hangatnya liang nonok budhe Maryani yang masih
peret itu, geseran buah dadanya didadaku membuat aku makin bernafsu.
Merasakan ganasnya budhe Maryani yang menduduki kontolku, aku kuatir kalau aku
akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong budhe Maryani sehingga ia
berdiri dan terlepaslah kontolku dari liang nonoknya. Aku mendudukkan
dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat nonoknya
terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai
berkilat oleh lendir dari nonoknya sendiri. Langsung saja lidahku
menjilati itil budhe Maryani yang membengkak seperti kacang tanah itu. budhe Maryani
menggeliat sambil merintih, jembutnya yang lebat kusisihkan kesamping
sehingga lidahku makin leluasa menyusuri tepi bibir nonok budhe Maryani untuk
kemudian ujung lidahku kumasukkan keliang nonoknya yang menganga itu.
budhe Maryani betul betul tidak tahan dengan jilatanku ini, tangannya meremas
remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih rintih. Ketika kulihat
lendir nonok budhe Maryani sudah membanjir, aku berdiri untuk segera
menyetubuhi budhe Maryani, saat itu tiba tiba saja budhe Maryani menangkap kontolku dan
langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya kontolku kuat kuat.
Kuluman budhe Maryani tidak terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat budhe Maryani
yang begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah
sekali buah dada budhe Maryani berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya
yang dipulas lipstick tipis mengulum kontolku. Tak tahan dengan semua
ini segera kucabut kontolku dari bibir budhe Maryani dan kudorong budhe Maryani hingga
terbaring , pelan pelan kuletakkan kontolku dibibir nonoknya yang
berbulu lebat itu, budhe Maryani membantuku dengan menyibakkan jembutnya serta
menguakkan nonoknya, pelan pelan aku menusukkan kontolku untuk
merasakan liang nonok budhe Maryani yang hangat itu sampai akhirnya kontolku
mencapai dasar nonok budhe Maryani. budhe Maryani mengangkat kakinya tinggi tinggi dan
pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tidak sempat
merojokkan kontolku, karena goyangan budhe Maryani yang alami membuat aku tidak
mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini, aku hanya mampu
menghisap pentil susu budhe Maryani sementara air maniku menyembur keluar oleh
empotan dan goyangan budhe Maryani itu. Aku tahu kalau budhe Maryani belum mencapai
kepuasan, tetapi aku tidak perduli, yang penting aku puas dan aku sudah
membayarnya.
Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang
diberikannya, Sisca segera mendorongku dan mengatakan kalau dia mau
segera pergi, bahkan dia minta ijin padaku untuk mandi terlebih dahulu.
Aku hanya mengiakan apa yang diminta budhe Maryani, rasanya aku masih terbius
oleh semua ini. Satu kalimat yang aku pesankan pada budhe Maryani, sering
seringlah mampir, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu
membuatku puas seperti pagi ini.

0 Comments:
Post a Comment
<< Home