Wednesday, February 07, 2007
Friday, January 12, 2007
Wednesday, December 20, 2006
http://www.comedepot.com user: EktGvepF password: rG*tKHuc
http://www.comedepot.com user: EktGvepF password: rG*tKHuc
Tuesday, December 05, 2006
sundal Maryani
Makin hari, makin bertambah panjang daftar lelaki yang telah ‘memiliki’ budhe Maryani. Berpindah-pindah dari satu lelaki ke lelaki lain, dari satu hotel ke hotel lain (budhe Maryani tak tahu, apakah lelaki yang pertama merasa kehilangan setelah ia digandeng lelaki kedua, ketiga dan seterusnya). Dikalangan para pecandu kota ini, tersebutlah budhe Maryani sebagai sundal paling top, paling laku, laris manis tanjung kimpul. Meniduri budhe Maryani tidak hanya sekedar ‘selingan’, tapi sudah ‘kebutuhan’. Seperti kebutuhan makan, jika tidak terpenuhi berarti ; MATI. Maka, kalau tidak menetek pada puting budhe Maryani sama juga artinya ; Bunuh Diri. Berpuluh laki-laki telah menitipkan benihnya ke dalam rahimnya yang masih subur.
pesanan susu budhe Maryani
Kami kembali mengobrol dengan tubuh hanya berbalut handuk. Dari cara duduknya, Cici secara tidak sengaja mempertontonkan bukit surganya padaku, membuat batang penisku tetap tegak berdiri. Aku memesan makanan ringan, teh panas untuknya dan susu untukku sendiri. Cici menggoda, berjalan mendekatiku menyodorkan buah dadanya, memasukkan puting susunya ke mulutku. Tepat memang, karena aku duduk di tempat tidur.
“Susuku yang dua ini sudah kupersembahkan padamu, nggak cukup ya..? Kok masih pesan susu ke Room Service. Susu siapa sih yang dipesan..?” godaan ini membuat Cici dan aku tertawa terbahak-bahak.Kami bergulingan sambil berpelukan. Bahagia sekali rasanya.
Pesanan kami telah sampai dan kami menikmati dengan saling menyuapi. Ketika Cici mau berdiri, dia menyenggol gelas susu. Sehingga ada sedikit yang terciprat ke dadanya. Untung susu itu hangat saja. Cici mencari tissue, tapi kucegah. Kurebahkan dia di tempat tidur, kujilat susu yang ada di atas dadanya sambil kujilat puting susunya. Cici mengerang kenikmatan.“Nakal kamu ya..!” katanya sambil bangkit dan mencubitku.
“Har, kok burungnya bangun terus sih..? Aku sudah capek sekali, kamu masih mau lagi ya..?”“Ya masih dong, tapi nanti saja. Kita bobok dulu yuk..!”Akhirnya kami rebahan. Kubalikkan badannya membelakangiku. Mau tidak mau, batang penisku masuk juga ke selangkangannya.“Har, remas susuku sekeras-kerasnya, aku sangat menikmatinya..! Please Har..!” pintanya.“Ntar sakit dong Ci, aku nggak..” jawabanku dipotongnya.“Biarin, biarin.., aku sangat menikmatinya..! Siksalah aku dengan nikmatmu Har..! Membuatku lebih nikmat hegh..!”Aku baru sadar bahwa Cici tampaknya agak senang dengan sadism.
Kuremas keras susunya, kugigit agak keras karena takut menyakitinya. Cici menjadi lebih liar dan melenguh agak keras.“Say, ough.. ough.. nikmatnya Say, aku keluar lagi, ouch ach.. ini nikmat sekali..!” dan Cici pun mengejang hebat.
“Susuku yang dua ini sudah kupersembahkan padamu, nggak cukup ya..? Kok masih pesan susu ke Room Service. Susu siapa sih yang dipesan..?” godaan ini membuat Cici dan aku tertawa terbahak-bahak.Kami bergulingan sambil berpelukan. Bahagia sekali rasanya.
Pesanan kami telah sampai dan kami menikmati dengan saling menyuapi. Ketika Cici mau berdiri, dia menyenggol gelas susu. Sehingga ada sedikit yang terciprat ke dadanya. Untung susu itu hangat saja. Cici mencari tissue, tapi kucegah. Kurebahkan dia di tempat tidur, kujilat susu yang ada di atas dadanya sambil kujilat puting susunya. Cici mengerang kenikmatan.“Nakal kamu ya..!” katanya sambil bangkit dan mencubitku.
“Har, kok burungnya bangun terus sih..? Aku sudah capek sekali, kamu masih mau lagi ya..?”“Ya masih dong, tapi nanti saja. Kita bobok dulu yuk..!”Akhirnya kami rebahan. Kubalikkan badannya membelakangiku. Mau tidak mau, batang penisku masuk juga ke selangkangannya.“Har, remas susuku sekeras-kerasnya, aku sangat menikmatinya..! Please Har..!” pintanya.“Ntar sakit dong Ci, aku nggak..” jawabanku dipotongnya.“Biarin, biarin.., aku sangat menikmatinya..! Siksalah aku dengan nikmatmu Har..! Membuatku lebih nikmat hegh..!”Aku baru sadar bahwa Cici tampaknya agak senang dengan sadism.
Kuremas keras susunya, kugigit agak keras karena takut menyakitinya. Cici menjadi lebih liar dan melenguh agak keras.“Say, ough.. ough.. nikmatnya Say, aku keluar lagi, ouch ach.. ini nikmat sekali..!” dan Cici pun mengejang hebat.
Monday, December 04, 2006
berenang bersama budhe Maryani
"budhe Maryani, budhe suka berenang nggak ?"
Dia menjawab spontan, "suka sekali cah bagus kenapa ya ?"
Aku menjawab lagi, "enggak Gendon punya baju renang yang bagus sekali, budhe mau ya ?"
"Mau saja cah bagus ?"
Aku segera mengambil pakaian renang yang aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan aku berikan kepada beberapa kenalanku yang berani memakainya, saat ini aku masih mempunyai beberapa buah dan aku pilih yang paling seksi buat budhe Maryani. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.
Ketika kutunjukkan pada budhe Maryani, matanya berbinar binar..
"aduh Gendon bagus sekali ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya.
Aku hanya mengangguk kataku, "biar mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau budhe Maryani nggak keberatan, Gendon kepengen lihat budhe Maryani pakai pakaian renang ini mau kan ?"
budhe Maryani pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi
akhirnya dia bertanya, "dimana saya bisa ganti Ndon".
"Disini saja diruang tamu," aku sengaja menunjuk kedalam ruang tamuku.
"Gendon tunggu disini ya" katanya.
Aku hanya mengangguk dan budhe Maryani masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tidak masuk kedalam melihat budhe Maryani ganti, karena aku kuatir dia lepas dari
perangkapku itu. Dengan hati berdebar debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar budhe Maryani memanggilku..."Ndon Gendon kesini saja budhe Maryani malu keluar". Aku tergesa gesa masuk keruang tamuku. Kulihat pakaian budhe Maryani bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar benar pas buat budhe Maryani, buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya
menyembul keluar. Secara tiba tiba budhe Maryani mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Kontolku langsung ngaceng penuh melihat
ketiak budhe Maryani ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan
tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras. "Disini
lebih jelas budhe Maryani, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan
didalam". Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu.
Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku
menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu.
Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan pentil susu
budhe Maryani yang tampak menonjol itu dan juga potongannya yang berani
menyebabkan sebagian bulu kemaluan budhe Maryani yang hitam keriting itu keluar
disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya. Aku tertawa sambil berkata,
"aduh budhe Maryani..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh !" budhe Maryani agak
terkejut dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi
bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil
bertanya lagi. "Memangnya lebat ya budhe kok sampai keluar semua". budhe Maryani
menjawab enteng juga, "habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya
mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua".
Aku bilang pada budhe Maryani : "Sudah budhe sana kamu ganti saja dengan
pakaianmu sendiri". Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika budhe Maryani mencoba
pakaian renang, saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. budhe Maryani
berkata.."lho Gendon kenapa kok disini..kamu keluar dulu dong budhe Maryani mau
ganti" katanya manja. Aku diam saja.."sudahlah apa bedanya telanjang
dengan pakai pakaian renang ini, toh Gendon sudah bisa membayangkan
didalamnya". budhe Maryani memang berani sambil menyeringai dia segera melepas
pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat.
Mataku terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya
yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong.
"Waah... budhe Maryani, payudaramu besar dan montok sekali, kenapa bisa begini budhe. Bulu jembutmu juga lebat gondrong" kataku,
"Iyha nih payudara budhe kegedhean, soalnya dulu sering diolesi minyak bulus jadi gedhe banget begini. kadang budhe juga malu, sudah tua tapi koq payudaranya masih montok"
"Terus bulu ketiak yang lebat sama jembutnya koq juga gondrong apa karena pengaruh minyak bulus juga budhe ?"
"Mungkin juga yha cah bagus, tapi biar ketiak sama jembut budhe gondrong kamu juga suka kaan.."
"Suka doong budhe, budhe jadi kelihatan tambah seksi dan merangsang"
Aku sudah tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati budhe Maryani,
kuremas susunya dan kucium bibirnya. budhe Maryani hanya pasrah saja, tanpa
tunggu komando lagi celanaku langsung kupelorotkan dan kusuruh budhe Maryani
memegang kontolku. budhe Maryani langsung menggenggamnya dengan halus, aku yang
sudah bernafsu segera menarik budhe Maryani pelan pelan kesofa sambil tetap
berciuman dan budhe Maryani masih menggenggam kontolku. Ketika aku sudah
berhasil duduk disofa, kusuruh budhe Maryani duduk dipangkuanku dan kuselipkan
kontolku dibibir nonoknya. Dengan sekali tekan, kontolku amblas diliang
nonok budhe Maryani. Ternyata budhe Maryani memang betul betul sudah nggak perawan,
tetapi nonoknya masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai.
Gerakan pantat budhe Maryani cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan
memeluk aku erat erat. Kurasakan hangatnya liang nonok budhe Maryani yang masih
peret itu, geseran buah dadanya didadaku membuat aku makin bernafsu.
Merasakan ganasnya budhe Maryani yang menduduki kontolku, aku kuatir kalau aku
akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong budhe Maryani sehingga ia
berdiri dan terlepaslah kontolku dari liang nonoknya. Aku mendudukkan
dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat nonoknya
terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai
berkilat oleh lendir dari nonoknya sendiri. Langsung saja lidahku
menjilati itil budhe Maryani yang membengkak seperti kacang tanah itu. budhe Maryani
menggeliat sambil merintih, jembutnya yang lebat kusisihkan kesamping
sehingga lidahku makin leluasa menyusuri tepi bibir nonok budhe Maryani untuk
kemudian ujung lidahku kumasukkan keliang nonoknya yang menganga itu.
budhe Maryani betul betul tidak tahan dengan jilatanku ini, tangannya meremas
remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih rintih. Ketika kulihat
lendir nonok budhe Maryani sudah membanjir, aku berdiri untuk segera
menyetubuhi budhe Maryani, saat itu tiba tiba saja budhe Maryani menangkap kontolku dan
langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya kontolku kuat kuat.
Kuluman budhe Maryani tidak terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat budhe Maryani
yang begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah
sekali buah dada budhe Maryani berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya
yang dipulas lipstick tipis mengulum kontolku. Tak tahan dengan semua
ini segera kucabut kontolku dari bibir budhe Maryani dan kudorong budhe Maryani hingga
terbaring , pelan pelan kuletakkan kontolku dibibir nonoknya yang
berbulu lebat itu, budhe Maryani membantuku dengan menyibakkan jembutnya serta
menguakkan nonoknya, pelan pelan aku menusukkan kontolku untuk
merasakan liang nonok budhe Maryani yang hangat itu sampai akhirnya kontolku
mencapai dasar nonok budhe Maryani. budhe Maryani mengangkat kakinya tinggi tinggi dan
pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tidak sempat
merojokkan kontolku, karena goyangan budhe Maryani yang alami membuat aku tidak
mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini, aku hanya mampu
menghisap pentil susu budhe Maryani sementara air maniku menyembur keluar oleh
empotan dan goyangan budhe Maryani itu. Aku tahu kalau budhe Maryani belum mencapai
kepuasan, tetapi aku tidak perduli, yang penting aku puas dan aku sudah
membayarnya.
Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang
diberikannya, Sisca segera mendorongku dan mengatakan kalau dia mau
segera pergi, bahkan dia minta ijin padaku untuk mandi terlebih dahulu.
Aku hanya mengiakan apa yang diminta budhe Maryani, rasanya aku masih terbius
oleh semua ini. Satu kalimat yang aku pesankan pada budhe Maryani, sering
seringlah mampir, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu
membuatku puas seperti pagi ini.
Dia menjawab spontan, "suka sekali cah bagus kenapa ya ?"
Aku menjawab lagi, "enggak Gendon punya baju renang yang bagus sekali, budhe mau ya ?"
"Mau saja cah bagus ?"
Aku segera mengambil pakaian renang yang aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan aku berikan kepada beberapa kenalanku yang berani memakainya, saat ini aku masih mempunyai beberapa buah dan aku pilih yang paling seksi buat budhe Maryani. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.
Ketika kutunjukkan pada budhe Maryani, matanya berbinar binar..
"aduh Gendon bagus sekali ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya.
Aku hanya mengangguk kataku, "biar mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau budhe Maryani nggak keberatan, Gendon kepengen lihat budhe Maryani pakai pakaian renang ini mau kan ?"
budhe Maryani pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi
akhirnya dia bertanya, "dimana saya bisa ganti Ndon".
"Disini saja diruang tamu," aku sengaja menunjuk kedalam ruang tamuku.
"Gendon tunggu disini ya" katanya.
Aku hanya mengangguk dan budhe Maryani masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tidak masuk kedalam melihat budhe Maryani ganti, karena aku kuatir dia lepas dari
perangkapku itu. Dengan hati berdebar debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar budhe Maryani memanggilku..."Ndon Gendon kesini saja budhe Maryani malu keluar". Aku tergesa gesa masuk keruang tamuku. Kulihat pakaian budhe Maryani bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar benar pas buat budhe Maryani, buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya
menyembul keluar. Secara tiba tiba budhe Maryani mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Kontolku langsung ngaceng penuh melihat
ketiak budhe Maryani ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan
tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras. "Disini
lebih jelas budhe Maryani, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan
didalam". Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu.
Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku
menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu.
Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan pentil susu
budhe Maryani yang tampak menonjol itu dan juga potongannya yang berani
menyebabkan sebagian bulu kemaluan budhe Maryani yang hitam keriting itu keluar
disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya. Aku tertawa sambil berkata,
"aduh budhe Maryani..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh !" budhe Maryani agak
terkejut dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi
bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil
bertanya lagi. "Memangnya lebat ya budhe kok sampai keluar semua". budhe Maryani
menjawab enteng juga, "habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya
mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua".
Aku bilang pada budhe Maryani : "Sudah budhe sana kamu ganti saja dengan
pakaianmu sendiri". Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika budhe Maryani mencoba
pakaian renang, saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. budhe Maryani
berkata.."lho Gendon kenapa kok disini..kamu keluar dulu dong budhe Maryani mau
ganti" katanya manja. Aku diam saja.."sudahlah apa bedanya telanjang
dengan pakai pakaian renang ini, toh Gendon sudah bisa membayangkan
didalamnya". budhe Maryani memang berani sambil menyeringai dia segera melepas
pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat.
Mataku terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya
yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong.
"Waah... budhe Maryani, payudaramu besar dan montok sekali, kenapa bisa begini budhe. Bulu jembutmu juga lebat gondrong" kataku,
"Iyha nih payudara budhe kegedhean, soalnya dulu sering diolesi minyak bulus jadi gedhe banget begini. kadang budhe juga malu, sudah tua tapi koq payudaranya masih montok"
"Terus bulu ketiak yang lebat sama jembutnya koq juga gondrong apa karena pengaruh minyak bulus juga budhe ?"
"Mungkin juga yha cah bagus, tapi biar ketiak sama jembut budhe gondrong kamu juga suka kaan.."
"Suka doong budhe, budhe jadi kelihatan tambah seksi dan merangsang"
Aku sudah tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati budhe Maryani,
kuremas susunya dan kucium bibirnya. budhe Maryani hanya pasrah saja, tanpa
tunggu komando lagi celanaku langsung kupelorotkan dan kusuruh budhe Maryani
memegang kontolku. budhe Maryani langsung menggenggamnya dengan halus, aku yang
sudah bernafsu segera menarik budhe Maryani pelan pelan kesofa sambil tetap
berciuman dan budhe Maryani masih menggenggam kontolku. Ketika aku sudah
berhasil duduk disofa, kusuruh budhe Maryani duduk dipangkuanku dan kuselipkan
kontolku dibibir nonoknya. Dengan sekali tekan, kontolku amblas diliang
nonok budhe Maryani. Ternyata budhe Maryani memang betul betul sudah nggak perawan,
tetapi nonoknya masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai.
Gerakan pantat budhe Maryani cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan
memeluk aku erat erat. Kurasakan hangatnya liang nonok budhe Maryani yang masih
peret itu, geseran buah dadanya didadaku membuat aku makin bernafsu.
Merasakan ganasnya budhe Maryani yang menduduki kontolku, aku kuatir kalau aku
akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong budhe Maryani sehingga ia
berdiri dan terlepaslah kontolku dari liang nonoknya. Aku mendudukkan
dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat nonoknya
terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai
berkilat oleh lendir dari nonoknya sendiri. Langsung saja lidahku
menjilati itil budhe Maryani yang membengkak seperti kacang tanah itu. budhe Maryani
menggeliat sambil merintih, jembutnya yang lebat kusisihkan kesamping
sehingga lidahku makin leluasa menyusuri tepi bibir nonok budhe Maryani untuk
kemudian ujung lidahku kumasukkan keliang nonoknya yang menganga itu.
budhe Maryani betul betul tidak tahan dengan jilatanku ini, tangannya meremas
remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih rintih. Ketika kulihat
lendir nonok budhe Maryani sudah membanjir, aku berdiri untuk segera
menyetubuhi budhe Maryani, saat itu tiba tiba saja budhe Maryani menangkap kontolku dan
langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya kontolku kuat kuat.
Kuluman budhe Maryani tidak terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat budhe Maryani
yang begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah
sekali buah dada budhe Maryani berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya
yang dipulas lipstick tipis mengulum kontolku. Tak tahan dengan semua
ini segera kucabut kontolku dari bibir budhe Maryani dan kudorong budhe Maryani hingga
terbaring , pelan pelan kuletakkan kontolku dibibir nonoknya yang
berbulu lebat itu, budhe Maryani membantuku dengan menyibakkan jembutnya serta
menguakkan nonoknya, pelan pelan aku menusukkan kontolku untuk
merasakan liang nonok budhe Maryani yang hangat itu sampai akhirnya kontolku
mencapai dasar nonok budhe Maryani. budhe Maryani mengangkat kakinya tinggi tinggi dan
pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tidak sempat
merojokkan kontolku, karena goyangan budhe Maryani yang alami membuat aku tidak
mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini, aku hanya mampu
menghisap pentil susu budhe Maryani sementara air maniku menyembur keluar oleh
empotan dan goyangan budhe Maryani itu. Aku tahu kalau budhe Maryani belum mencapai
kepuasan, tetapi aku tidak perduli, yang penting aku puas dan aku sudah
membayarnya.
Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang
diberikannya, Sisca segera mendorongku dan mengatakan kalau dia mau
segera pergi, bahkan dia minta ijin padaku untuk mandi terlebih dahulu.
Aku hanya mengiakan apa yang diminta budhe Maryani, rasanya aku masih terbius
oleh semua ini. Satu kalimat yang aku pesankan pada budhe Maryani, sering
seringlah mampir, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu
membuatku puas seperti pagi ini.
pengalaman bersama budhe Maryani
Namaku Deni Boy Wibiksono, umurku 25 tahun dan ini adalah kisah yang tidak akan pernah kulupakan. Kisah ini terjadi 10 tahun yang lalu, ketika saya masih berusia 15 tahun dan baru masuk ke SMAN I kelas 1 di kota Bogor.
Aku tinggal di kota Bogor sambil bersama budheku, budhe Maryani seorang janda berumur sekitar 35 tahun, yang berkulit bersih agak kecoklatan dan bertubuh montok dengan ukuran buah dada sangat besar. Kamar budhe Maryani berseberangan dengan kamarku, dekat kamar mandi.
budhe Maryani berasal dari daerah Bandung Selatan. Semenjak umur lima tahun sampai sebelas tahun, aku sering mandi bersama dengan budhe Maryani. Seringkali budhe Maryani menyuruhku menggosok-gosok punggungnya, dengan berjongkok di depanku sambil meremas-remas buah dadanya dengan kedua tangannya. Kadang kala budhe Maryani mendesah dan badannya bergetar seperti kedinginan, " Kenapa bi?" tanyaku, "Nggak apa-apa Den, cuma ini bibi gatal" jawabnya sambil menunjuk buah dadanya.
Ketika itu, aku belum ngerti apa-apa tentang kebutuhan biologis. Tapi ketika aku sudah umur dua belas tahun, aku tidak pernah diajak mandi bersama lagi sama budhe Maryani. Namun aku masih ingat dengan jelas kejadian dulu dan lekuk-lekuk tubuhnya serta bau badannya yang khas itu. Ingatan ini yang sering menggodaku untuk melamun di malam hari, sambil membayangkan tubuh telanjang budhe Maryani ada di depanku dengan buah dadanya yang besar dan memeknya yang ditutupi bulu tebal.
Setiap melihat budhe Maryani, langsung kontolku tegang. Tapi keinginan itu tetap kutekan bertahun tahun, sampai akhirnya terjadilah peristiwa yang sampai saat ini tetap tetap kuingat, yakni kenangan pertama menyetubuhi seorang wanita..
Ceritanya begini. Sejak SMP aku mulai terangsang setiap kali melihat budhe Maryani mengepel lantai, yang biasa dilakukannya dengan menungging. Biasanya tiap pagi aku bersiap mengerjakan PR di meja makan atau meja ruang tamu sambil menunggu budhe Maryani lewat untuk melihat bagian atas dari buah dada budhe Maryani yang berayun-ayun dan pantatnya bergoyang saat dia menggerakkan kain pel kekanan dan ke kiri. Selain itu aku memandangi pahanya yang kadang terlihat kalau kain budhe Maryani tersingkap dengan tak sengaja saat dia sedang mengepel. Gumpalan buah dada budhe Maryani itu sering membuatku terhanyut untuk mencoba memegangnya. Sungguh, saat itu aku ingin mengelus-elus, meremas-remas dan menciumi puting buah dada itu. Tapi, perasaan itu saya tekan karena aku masih kecil dan tidak berani untuk melakukan itu pada budhe Maryani.
Tapi semakin lama kutahan keinginan itu semakin sering dan kuat perasaan itu muncul. Dan akhirnya aku mulai mendapat akal bagaimana caranya supaya budhe Maryani tidak sadar kalau aku mengerayangi tubuhnya. Ide itu kudapat setelah ada seorang teman sekelasku yang tertidur sangat nyenyak di kelas, seperti pingsan hingga tak seorangpun bisa membangunkannya, hanya karena dia memakan setengah butir obat kepunyaan ayahnya yang berprofesi dokter bedah.
Bagaimana kalau budhe Maryani kuberi obat tidur,lalu setelah tidur nyenyak kusetubuhi? Dengan pikiran ini, aku main kerumahnya lalu kuminta sepuluh butir pil tidur pada temanku itu. Malamnya, seperti biasa aku nonton tv bersama kakak perempuanku dan budhe Maryani juga nonton, tapi biasanya sebelum acara dunia dalam berita jam 21:00 mulai dia sudah pergi ke kamarnya untuk tidur. Biasanya, sebelum tidur budhe Maryani selalu minum segelas air teh manis yang sudah ada di kamarnya.
Dengan pengetahuan ini, malam itu ketika kami lagi asyik nonton sinetron, aku pergi kekamarku lalu pura-pura ke kamar mandi, padahal aku pergi ke kamar budhe Maryani untuk memasukkan dua butir pil tidur, yang sudah kubikin jadi serbuk ke gelas budhe Maryani sambil kutambahkan gula putih supaya tehnya tetap manis. Setelah acara sinetron selesai, dan dunia dalam berita akan mulai, budhe Maryani beranjak dari ruang tv, beres-beres sebentar lalu kekamarnya untuk meminum air teh manisnya setelah itu dia ke kamar mandi untuk kencing dan gosok gigi.
Tapi sewaktu dia di kamar mandi, aku menyelinap masuk ke kamar tidurnya. Aku sudah hafal posisi kamar tidur itu sebab aku sering masuk secara diam-diam untuk mencari tempat dimana aku harus sembunyi. Tempat yang paling aman untuk sembunyi adalah di bawah tempat tidur budhe Maryani. Maka akupun menyelinap masuk ke kolong dan menunggu budhe Maryani masuk ke kamar.
Sementara itu, kontolku sudah tegang karena sudah, terbayang apa yang akan terjadi. Langkah kaki budhe Maryani akhirnya semakin dekat dan klek... klek... crek...., pintu dibuka lalu ditutup lagi dan di kunci. Lalu kulihat kaki budhe Maryani berada di samping tempat tidur dan aku tahu dia sedang membuka baju dan kainnya. Aku semakin tegang dan nafasku mulai agak memburu membayangkan tubuh budhe Maryani hanya ditutupi BH dan celana dalam saja.... ingin rasanya aku cepat keluar. Beberapa saat kemudian lampu utama kamar dimatikan, dan kamar kini diterangi dengan bola lampu lima watt warna hijau.
Kurasakan langkah yang berat mendekatiku, lalu terdengar bunyi tempat tidur berderit, tanda budhe Maryani sudah merebahkan badannya di atas kasur. Aku mulai tidak sabar menunggu Rupanya pil tidur itu memang sangat manjur, baru lima menit aku sudah merasakan tidak ada gerakan-gerakan lagi di atas tempat tidur, dan kudengar desah nafas budhe Maryani sudah teratur, tanda ia sudah tidur nyenyak.
Dengan gemetar maka akupun mulai merayap keluar dari kolong tempat tidur itu dan aku tidak langsung berdiri takut dia belum tidur. Kutunggu lima menit..... sepuluh menit.... lalu kucoba menarik kain yang belum sempat dibuka semua..... mungkin karena terlalu ngantuk..... dan tetap tidak ada reaksi. Akupun berdiri perlahan-lahan sambil mendengarkan desah nafas budhe Maryani. Akhirnya..... kulihat tubuh budhe Maryani telentang hanya memakai BH dan celana dalam warna hitam. Sementara tangan kirinya masih memegang kain tidak sempat dibuka semuanya. Saking ngantuknya membereskan kain dan bajunya. Aku menelan ludah beberapa kali melihat gundukan buah dada budhe Maryani naik turun seirama dengan desah nafasnya. Dengan tangan agak gemetar dan nafas agak ngos-ngosan, pelan-pelan dari samping tubuh budhe Maryani kuletakkan tanganku di perutnya lalu pahanya, lalu dengan lembut kusap-usap sambil meyakinkan diri bahwa dia sudah benar-benar tidak merasakan usapan itu.
Akhirnya.. setelah aku yakin benar, tanganku mulai mengelus-elus buah dada budhe Maryani, lalu kuremas-remas dengan lembut..... rasanya uahhhhhh, setelah puas lalu kulepaskan BH budhe Maryani dengan tangan gemetar menahan gejolak keinginan untuk segera meremas dengan keras sambil menyedot putingnya. Setelah BH terlepas, tergerailah dua buah dada budhe Maryani yang besar dengan kedua putingnya yang berwarna agak kehitaman. Ketika telapak tanganku menyentuh kulit yang lembut dan hangat terasa ada getaran aneh dalam tubuhku yang mendesak untuk segera meremas-remas.
Dengan tidak sabar kuremas-remas buah dada itu sambil kuciumi dan kusedot-sedot putingnya bergantian...... aduhhhhh nikmatnya.... kugigit..... kusedot.... untuk mereguk kenikmatannya...... kuendus-endus..... untuk menyerap baunya. Sementara tangan kananku terus meremas-remas, tangan kiriku mulai menjarah bagian bawah perut budhe Maryani, ketika kuusap-usap selangkangannya kulihat kepala budhe Maryani bergerak menggeleng. Aku kaget sekali.... langsung kuhentikan semua gerakan.
Kutatap dalam-dalam wajah budhe Maryani untuk mengetahui apakah dia terbangun atau tidak. Ternyata, dia hanya memindahkan posisi kepalanya saja..... maka akupun semakin berani. Lalu aku pindah posisi, lalu naik ke tempat tidur mendekati kedua kakinya...... Kucoba untuk menurunkan celana dalamnya..... kuangkat pantatnya yang besar.... kutarik celana dalamnya...... Ya ampuun.... kulihat memeknya ditutupi bulu keriting yang menumbuhi bagian bawah pusar budhe Maryani. Sementara bibir memeknya tampak bagai garis kehitaman. Ohhh indahnya...... kontolku yang sudah tegang dari tadi, kian menegang dan berdenyut-denyut melihat pemandangan yang terhampar di depanku, budhe Maryani telanjang bulat.
Akhirnya, kurenggangkan kedua kaki budhe Maryani, lalu aku mulai memainkan jari-jariku menyibakkan bulu-bulu membuka bibir memeknya lalu kucium dan kujilat-jilat...... biar agak bau tapi rasanya enaakkkk sekali.... terus kujilat-jilat sampai puas....... kurasakan tubuh budhe Maryani sedikit bergerak-gerak.. tapi aku tak peduli lagi...... akuuuu takk tahannnn lagiiii.......... kedua kaki budhe Maryani lebih kurenggangkan lagi lalu kulipat dilututnya dan kutahan dengan tanganku..... kutempatkan kedua lututku diantara pahanya dan aku mulai mengarahkan kepala kontolku ke bibir memeknya..... kutekan perlahan-lahan......bless.... kutekan lagi...bless.... aduhhhh sempitnya..... kucoba lebih keras lagi....blesssss.... terdengar bunyi prepetttt..... seperti kain sobek..... akhirnya kontolku masuk semua rasanya agak perih tapi enaaaakkkkk........nikmaatttt...... aku terdiam sejenak merasakan hangat dan denyut memek budhe Maryani sampai kurasakan ada cairan hangat di seputar kontolku..... aku pun menarik kontolku perlahan-lahan..... kutekan lagi..... tarik... tekan... tarik...tekan....crep...crep....crep.... ahhhh nikmat sekaliiii..... terussss sampai tangan dan pinggangku pegal..... kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan ngilu-ngilu enakkkkk..... dan akupun makin mempercepat gerakan-gerakan maju mundur.... sampai akhirnya kurasakan ngilu...geli... yang amat sangat..... aku tak tahannn lagiiiii..... kutekan kontolku sedalam-dalamnya.... dan... crettt....cretttt....creettt.... air maniku keluar banyak sekali bagai hujan.... saat itu kurasakan tubuhku bergetar keras seperti menggigil kedinginan... rasanya....oohhh....tak terkira nikmatnya..... tak terasa tubuhku menindih tubuh budhe Maryani.
Kepalaku tergolek di dada budhe Maryani sambil terengah-engah, lalu kontolku kutarik perlahan-lahan sampai aku terduduk di antara kedua kaki budhe Maryani, kuperhatikan dalam-dalam wajah budhe Maryani, buah dadanya, kuusap-usap memeknya.... kurasakan ada kepuasan yang luar biasa sekali..... sambil mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Kulihat kontolku masih tetap tegang dan nafsuku mulai datang lagi.
Lalu kuambil kainnya budhe Maryani kuusap-usapkan ke memek yang basah karena air maniku. Setelah agak bersih, aku mulai merenggangkan dan melipat lagi kedua kaki budhe Maryani dan agar lebih mudah lagi asyik, pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga lobang memeknya terlihat jelas agak menganga, lalu perlahan aku merangkak diantara kedua paha yang sudah kurenggangkan itu sambil kujilat-jilat sebentar dan kuludahi sedikit....
Perlahan tapi pasti kuarahkan batang kontolku ke lobang yang sudah menganga diselangkangan budhe Maryani, kutekan perlahan dahulu.... bles..... tekan lagi....bless... tekan lagi.... blessssss.... kontolku masuk semua..... Aduh... lobang memek budhe Maryani sudah kering lagi!! seperti tadi, kutahan gerakanku sebentar lalu kutarik sedikit... kutekan..tarik... sampai terasa ada cairan hangat di sekeliling kontolku....Nah, sekarang pasti lancar, pikirku. Lalu aku mulai aktif menekan dan menarik, semakin lama semakin cepat..... crepp... crepp.... crepp.... kutekan kuat-kuat... crepp... blessss..... sampai kepala kontolku mentok!, terasa sekali ada denyut-denyut hangat.... nikmattttt..... enaakkkkk..... kontolku seperti dipijat-pijat.... nikmattt..
Akupun semakin lupa diri, kujatuhkan badanku ketubuh budhe Maryani, kuciumi puting buah dadanya sambil kuremas-remas... aduhh nikmatnya... kugerakkan lagi pantatku naik turun... terusss... teruss... akupun tak sadar ketika badan budhe Maryani sedikit bergetar dan kelihatan mengernyitkan dahinya ketika batang kontolku semakin dalam menyelusuri lubang memeknya yang sudah lama tidak pernah dilewati kontol lelaki karena saat itu aku merasakan ada rasa yang aneh tapi enak campur geli di kepala kontolku.... ada gerinjal-gerijal di dinding memeknya... geli...nikmattt.... crepp... crepp... crepp... tak lama kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut... ada sesuatu yang mendesak ingin keluar... saat inilah yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata... nikmat sekali.... enak campur geli... gelinya sampai keubun-ubun...
Inilah kedua kalinya aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan rasa yang aneh... tapi nikmatttt... kupercepat gerakanku, crepp... crepp... crepp... dan kutekan kuat-kuat.... crettt.... crettt... crettt.... crett.... crettt... air maniku muncrat di dalam memek budhe Maryani... aduhhh nikmatnya... enakkknya... kukeluarkan air maniku sampai tetes terakhir, kupeluk badan budhe Maryani sambil kusedot kuat-kuat puting buah dadanya... badanku terasa lemas sekali... aku terdiam kelelahan, badanku basah kuyup oleh keringat... kutarik kontolku yang agak melemas... plepp!
Kulihat air maniku mengalir keluar dari dalam lobang memek budhe Maryani lalu kuseka dengan kain sampai tidak ada lagi yang keluar, kemudian kuciumi dan kujilat-jilat lembut memek yang memberi aku pengalaman yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup.... saat-saat keperjakaanku hilang dan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita.
Kuperhatikan dalam-dalam wajah budhe Maryani, kulihat dahinya agak berkernyit, basah oleh butir-butir keringat..., Aahhh!!! aku kaget sekali ketika kulihat budhe Maryani menggigit bibir atasnya... Mungkinkah budhe Maryani sadar ketika aku menyetubuhinya tadi... aku bangkit perlahan-lahan... kupegang perutnya lalu kucubit pelan untuk melihat ada reaksi atau tidak... ternyata badan budhe Maryani diam saja... plong! lega sekali rasanya..... Akupun mulai bangkit berdiri, sambil mengumpulkan BH dan celana dalam serta kain budhe Maryani yang kupakai jadi lap, sambil berdiri di sampingnya kupasangkan kembali BH hitamnya... tertutup sudah buah dada yang sangat besar dan indah itu.... lalu kuselipkan kain seperti semula, ketika aku akan memasangkan celana dalam hitamnya sambil memandangi celah memek budhe Maryani yang sudah merekah, aku merasakan kontolku menegang kembali tapi tidak begitu keras.
Akupun berdiri termenung di samping tempat tidur sambil memandangi tubuh di hadapanku dari kepala sampai ujung kaki dan akhirnya pandanganku terpaku pada satu titik yaitu memek budhe Maryani... kupandangi dengan seksama, gundukan daging yang tertutup bulu tebal namun halus... dengan tidak sadar tanganku mulai mengusap-usap... jrenggg!!! kontolku langsung berdiri tegang!!!!! tapi badanku terasa lemas terutama bagian lutut dan pinggang.
Saat itu terdengar dentang jam dinding dua belas kali, aku sedikit kaget, tiga jam sudah aku ada di kamar ini. Terlalu lama, nih! pikirku. Aku ingin segera keluar tapi kontolku masih tegang, malah tambah tegang dan berdenyut-denyut lagi. Semakin lama merenung, semakin besar dorongan untuk menyetubuhi budhe Maryani lagi, irama nafas dan degup jantungkupun semakin cepat.
Tanpa basa-basi, aku naik lagi keatas tempat tidur, kuambil bantal satu lagi untuk menambah ganjal pantat budhe Maryani sambil kurenggangkan dan kulipat kedua kakinya. Celah memek budhe Maryani yang agak kemerah-merahan itupun terlihat semakin menganga dan posisinya lebih tinggi dari tadi. Nyut...nyut... kontolku berdenyut-denyut dan semakin keras.....
Aku tak ingin membuang-buang waktu, kujilat celah memek budhe Maryani dan kuludahi sampai bagian dalamnya.... dengan posisi berjongkok sambil menyelipkan kedua tanganku pada lipatan lututnya dan kedua lututku menempel pantatnya kuarahkan kepala kontolku yang sudah kubasahi dengan ludahku, langsung blesssss...... kutekan sedalam-dalamnya sampai kontolku masuk semuanya dengan lancar tanpa hambatan.... kutarik... tekan.... tarik... tekan... crepp... crepp... crepp... crepp... rasa lemasku mendadak hilang, gerakanku makin cepat... makin kuat hentakanku.... nafaskupun semakin memburu...saking kuatnya hentakanku kurasakan badan budhe Maryani sedikit terdorong... tapi aku sudah tidak perduli lagi... kutarik kontolku dengan perlahan lalu kudorong dan kuhentak dengan kuat... terus berulang-ulang hingga yang terdengar adalah bunyi crepp plokk... crepp plokk... crepp plokk.. plokk.. plokk.. plokk.. plokk.. ketika pahaku menghantam pantatnya seperti bunyi tepuk tangan...
Saat itu aku hanya ingin cepat-cepat selesai... aku menunduk sambil memperhatikan batang kontolku keluar masuk lubang memek budhe Maryani... kulepaskan tangan kananku dari jepitan lutut budhe Maryani, kuelus-elus dengan lembut itil yang terlihat menonjol dengan ibu jariku... dan telapak tangan kiriku kucengkeramkan sambil meremas-remas buah dada kiri yang ditutupi BH hitam.... aku semakin bernafsu... gerakanku bertambah liar... bertambah cepat... bertambah kuat...
Tak terasa ada kenikmatan dan rasa geli seperti dua babak sebelumnya... rasa ingin cepat selesai dan ingin mendapatkan kenikmatan seperti tadi membuat aku lupa diri... kudorong kontolku sedalam-dalamnya.. kupijit-pijit itilnya... kuremas BH yang menutupi buah dadanya dengan kuat... creppp plokk... creppp plokk... crepp plok... terusss.. terusss.. badan budhe Maryani terus terdorong... bergeser... pantatnyapun tak terganjal oleh bantal lagi... hingga tak terasa terdengar bunyi lonceng satu kali, tanda sudah pukul satu malam... akupun semakin tak sabar supaya cepat-cepat selesai... tapi nikmat dan geli yang luar biasa tanda aku akan mencapai puncak kenikmatan tetap tak kurasakan... badanku benar-benar basah kuyup oleh keringat... pinggang mulai terasa panas...
Badanku benar-benar lemas tapi nafsuku malah bertambah kuat... gerakanku mulai lambat... tubuhku sudah tidak kuat tegak lagi... dan tubuhkupun ambruk menindih tubuh budhe Maryani... wajahku beradu dengan wajahnya... sambil memandangi mukanya, kutekan pantatku dengan perlahan sekali... terusss... sampai sedalam-dalamnya... kutarik sampai kepala kontolku keluar dengan perlahan... kutekan lagi dengan perlahan... creeeppp.. bleeeessss... tarik... tekan... creeepp... creeepp... setiap kutekan kontolku sedalam-dalamnya sampai kepalanya menyentuh dinding yang bergerinjal, kulihat dahi budhe Maryani agak berkernyit dan bibirnya agak terbuka dan bergetar...
Kutempelkan kupingku di dadanya terdengar degup jantung agak cepat... desah nafasnyapun agak cepat... tapi aku yakin kalau budhe Maryani tidak tahu sedang diapain dirinya... aku terus bergerak dengan perlahan namun pasti... sambil memandangi wajah dan merasakan sentuhan, gesekan, denyutan dan hangatnya memek budhe Maryani... dan akupun mulai merasakan suatu kenikmatan akibat kontolku keluar masuk lobang memek budhe Maryani, rasa nikmat itu menumbuhkan kembali nafsu dan tenagaku....
Semakin lama rasa nikmat itu semakin terasa, kontolku mulai berdenyut-denyut dan geli... tapi aku tetapmenjaga agar gerakanku tetap perlahan... terasa sekali ada denyutan dari dalam memek budhe Maryani seperti memijat-mijat kontolku... aku langsung sadar kalau cara bersetubuh dengan perlahan dan lembut seperti inilah yang paling cepat memberikan kenikmatan... tapi tanpa sadar gerakan berubah menjadi agak cepat seiring dengan irama nafas dan degup jantung... creepp bleess... creepp bleess... creepp... creepp... tiba tiba pantat budhe Maryani bergerak mundur dan kakinya agak mengejang, buah dadanya mendadak terasa mengeras mendorong dadaku dan kepalanya bergerak kekiri kekanan dengan bibir terbuka dan desahan nafasnya mendadak cepat...
Aduuhhhh!!! aaahhhh!! terasa memek budhe Maryani mengeluarkan cairan hangat dan licin, kontolku semakin berdenyut... nikmat sekali.. oohhh.. oohhh.... nikmattt... geliii... dan aaahhhhh.... terasa ada yang menyedot-nyedot kontolku... nikmatt sekali rasanya... ternyata memek budhe Maryani punya kelebihan bisa menyedot... mataku merem melek merasakan pijitan dan sedotan itu... akupun mulai tidak sabar, kupercepat gerakan menekan dan menarik... creepp... creepp... crepp.... crepp... sambil mulutku mulai mencari-cari sasaran... kujilati dan kuciumi lehernya... lalu belakang kupingnya... badan budhe Maryani terasa menggelinjang ketika lobang kupingnya kujilat dengan lidahku... merasakan adanya reaksi dari budhe Maryani aku semakin bernafsu... kutekan kontolku sedalam-dalamnya sambil kumainkan ujung lidah di lobang kupingnya... badan budhe Maryani bergetar, pantatnya agak naik, kedua telapak tangannya mencengkeram seprei, raut wajahnya seperti sedang menahan sakit yang luar biasa... terasa kembali muncul cairan hangat di sekeliling batang dan kepala kontolku...
Ketika aku sedang menikmati kehangatan, denyutan dan sedotan dari memek budhe Maryani... terdengar bunyi lonceng dua kali, aku kaget... tak menyangka kalau aku sudah lima jam di sini, Aku harus cepat-cepat selesai, bahaya...! pikirku.
Akupun mempercepat gerakan keluar masuk yang sudah sangat lancar sekali soalnya memek budhe Maryani sudah basah sekali dan licin... rasa hangat dan nikmat campur geli itu terus menjalar sampai ke kepalaku, hingga tanpa sadar kulumat bibir budhe Maryani yang agak tebal tapi seksi... kugigit.... kusedot.... kumainkan lidahku di dalam mulutnya... sambil kusedot lidahnya dengan kuat... kepalanya kutahan dengan tangan kiriku, budhe Maryanipun tanpa sadar membalas ciuman dan sedotanku dengan lemah, nafasnya mulai memburu dan terdengar desahan pelan dari mulutnya, aahhh.... oohhh.... ooohhhh... aaahhh..... ehhhh.... ooohhh... uuuhhhh... mmmhhh...oooohhhh.... mmmhhhh.... mmmmhhhh.....
Mendengar desahan pelan dan merangsang yang baru pertama kali kudengar aku merasakan tubuhku melayang-layang... akhirnya rasa nikmat dan geli luar biasa yang kutunggu-tunggu tiba... nikmaattt... geli.... enaakk... gelinya terasa dari ujung kaki ke ujung rambut.... kontolku sudah terasa makin berdenyut-denyut... dengan posisi kedua tangan memeluk bahu budhe Maryani dan mulutku terus mencium.. menggigit kuping sambil memainkan lidah di lobangnya...... aku menggerakkan pantatku mendorong menarik kontolku keluar masuk memek budhe Maryani dengan cepat, crepp.. crepp.. crepp.. crepp.. crepp.. crepp... aahhh....
Merasakan kenikmatan yang luar biasa ini tanpa sadar membuat aku mendesah keenakan di kuping budhe Maryani... aahhhh.... ouhhhh... ouhhhh.... oohhhh.... hhh... hhhhh... hhhh... enaaaak bi..... enaaakkkk.... hhhh..... oohh.... aahhhh..... budhe Maryani pun mendesah dengan lemah di kupingku mmmmhh.... mmmmhhh.... mmmhhh.... ooohhhh.... sambil menarik dan mengangkat pantatnya... terasa seerrrr..... kembali ada cairan hangat dan licin terasa di seputar kontolku.... oohhh... sehingga akupun tak kuat lagi menahan dorongan kuat air maniku......
Kutekan kontolku sedalam-dalamnya sambil memeluk tubuh budhe Maryani dengan kuat sekali dan aaahhhhh..... creett... creettt...cret.. muncrat sudah air maniku di dalam memeknya, saat itu kurasakan tubuh budhe Maryani menggelinjang dan bergetar.... pantatnya terangkat mendorong ke atas kemudian turun... lalu terasa ada denyut-denyut yang menyedot-nyedot kontolku selagi memuncratkan air mani....... aku tidak bisa melukiskan kenikmatan yang kureguk saat itu...... aku hanya bisa memejamkan mata sambil mendesah panjang... aaaaahhhh... oooooohhhhhhhhhhh... nikkkmmaaaattttttt........ mmmmmmhhhh....
Setelah beberapa menit terdiam sambil memeluk tubuh budhe Maryani, aku bangkit dengan perlahan-lahan sambil mencabut kontolku dari memeknya dan langsung kubersihkan bibir memek itu dengan dijilati olehku dan segera kupakaikan kembali celana dalam hitamnya. Kukembalikan posisinya seperti semula, kecuali kainnya yang berlepotan air maniku... akan kubawa dan langsung kurendam di kamar mandi.
Sebelum pergi, aku berdiri sambil memandang wanita yang telah memberikan suatu pengalaman yang tak terlupakan dan tak tergantikan, sambil bertanya-tanya dalam hati, " Apakah dia tahu kalau akulah yang menyetubuhinya ?", soalnya aku yakin bahwa budhe Maryani mengetahui ada seseorang sedang menyetubuhinya dan bahkan diapun sempat mengalami puncak kenikmatan tapi karena rasa kantuk yang amat amat sangat sehingga dia tidak bisa memberi reaksi yang normal.
Setelah beberapa menit, tidak ada reaksi, akupun keluar dari kamarnya dengan langkah gontai tapi puas....
Aku tinggal di kota Bogor sambil bersama budheku, budhe Maryani seorang janda berumur sekitar 35 tahun, yang berkulit bersih agak kecoklatan dan bertubuh montok dengan ukuran buah dada sangat besar. Kamar budhe Maryani berseberangan dengan kamarku, dekat kamar mandi.
budhe Maryani berasal dari daerah Bandung Selatan. Semenjak umur lima tahun sampai sebelas tahun, aku sering mandi bersama dengan budhe Maryani. Seringkali budhe Maryani menyuruhku menggosok-gosok punggungnya, dengan berjongkok di depanku sambil meremas-remas buah dadanya dengan kedua tangannya. Kadang kala budhe Maryani mendesah dan badannya bergetar seperti kedinginan, " Kenapa bi?" tanyaku, "Nggak apa-apa Den, cuma ini bibi gatal" jawabnya sambil menunjuk buah dadanya.
Ketika itu, aku belum ngerti apa-apa tentang kebutuhan biologis. Tapi ketika aku sudah umur dua belas tahun, aku tidak pernah diajak mandi bersama lagi sama budhe Maryani. Namun aku masih ingat dengan jelas kejadian dulu dan lekuk-lekuk tubuhnya serta bau badannya yang khas itu. Ingatan ini yang sering menggodaku untuk melamun di malam hari, sambil membayangkan tubuh telanjang budhe Maryani ada di depanku dengan buah dadanya yang besar dan memeknya yang ditutupi bulu tebal.
Setiap melihat budhe Maryani, langsung kontolku tegang. Tapi keinginan itu tetap kutekan bertahun tahun, sampai akhirnya terjadilah peristiwa yang sampai saat ini tetap tetap kuingat, yakni kenangan pertama menyetubuhi seorang wanita..
Ceritanya begini. Sejak SMP aku mulai terangsang setiap kali melihat budhe Maryani mengepel lantai, yang biasa dilakukannya dengan menungging. Biasanya tiap pagi aku bersiap mengerjakan PR di meja makan atau meja ruang tamu sambil menunggu budhe Maryani lewat untuk melihat bagian atas dari buah dada budhe Maryani yang berayun-ayun dan pantatnya bergoyang saat dia menggerakkan kain pel kekanan dan ke kiri. Selain itu aku memandangi pahanya yang kadang terlihat kalau kain budhe Maryani tersingkap dengan tak sengaja saat dia sedang mengepel. Gumpalan buah dada budhe Maryani itu sering membuatku terhanyut untuk mencoba memegangnya. Sungguh, saat itu aku ingin mengelus-elus, meremas-remas dan menciumi puting buah dada itu. Tapi, perasaan itu saya tekan karena aku masih kecil dan tidak berani untuk melakukan itu pada budhe Maryani.
Tapi semakin lama kutahan keinginan itu semakin sering dan kuat perasaan itu muncul. Dan akhirnya aku mulai mendapat akal bagaimana caranya supaya budhe Maryani tidak sadar kalau aku mengerayangi tubuhnya. Ide itu kudapat setelah ada seorang teman sekelasku yang tertidur sangat nyenyak di kelas, seperti pingsan hingga tak seorangpun bisa membangunkannya, hanya karena dia memakan setengah butir obat kepunyaan ayahnya yang berprofesi dokter bedah.
Bagaimana kalau budhe Maryani kuberi obat tidur,lalu setelah tidur nyenyak kusetubuhi? Dengan pikiran ini, aku main kerumahnya lalu kuminta sepuluh butir pil tidur pada temanku itu. Malamnya, seperti biasa aku nonton tv bersama kakak perempuanku dan budhe Maryani juga nonton, tapi biasanya sebelum acara dunia dalam berita jam 21:00 mulai dia sudah pergi ke kamarnya untuk tidur. Biasanya, sebelum tidur budhe Maryani selalu minum segelas air teh manis yang sudah ada di kamarnya.
Dengan pengetahuan ini, malam itu ketika kami lagi asyik nonton sinetron, aku pergi kekamarku lalu pura-pura ke kamar mandi, padahal aku pergi ke kamar budhe Maryani untuk memasukkan dua butir pil tidur, yang sudah kubikin jadi serbuk ke gelas budhe Maryani sambil kutambahkan gula putih supaya tehnya tetap manis. Setelah acara sinetron selesai, dan dunia dalam berita akan mulai, budhe Maryani beranjak dari ruang tv, beres-beres sebentar lalu kekamarnya untuk meminum air teh manisnya setelah itu dia ke kamar mandi untuk kencing dan gosok gigi.
Tapi sewaktu dia di kamar mandi, aku menyelinap masuk ke kamar tidurnya. Aku sudah hafal posisi kamar tidur itu sebab aku sering masuk secara diam-diam untuk mencari tempat dimana aku harus sembunyi. Tempat yang paling aman untuk sembunyi adalah di bawah tempat tidur budhe Maryani. Maka akupun menyelinap masuk ke kolong dan menunggu budhe Maryani masuk ke kamar.
Sementara itu, kontolku sudah tegang karena sudah, terbayang apa yang akan terjadi. Langkah kaki budhe Maryani akhirnya semakin dekat dan klek... klek... crek...., pintu dibuka lalu ditutup lagi dan di kunci. Lalu kulihat kaki budhe Maryani berada di samping tempat tidur dan aku tahu dia sedang membuka baju dan kainnya. Aku semakin tegang dan nafasku mulai agak memburu membayangkan tubuh budhe Maryani hanya ditutupi BH dan celana dalam saja.... ingin rasanya aku cepat keluar. Beberapa saat kemudian lampu utama kamar dimatikan, dan kamar kini diterangi dengan bola lampu lima watt warna hijau.
Kurasakan langkah yang berat mendekatiku, lalu terdengar bunyi tempat tidur berderit, tanda budhe Maryani sudah merebahkan badannya di atas kasur. Aku mulai tidak sabar menunggu Rupanya pil tidur itu memang sangat manjur, baru lima menit aku sudah merasakan tidak ada gerakan-gerakan lagi di atas tempat tidur, dan kudengar desah nafas budhe Maryani sudah teratur, tanda ia sudah tidur nyenyak.
Dengan gemetar maka akupun mulai merayap keluar dari kolong tempat tidur itu dan aku tidak langsung berdiri takut dia belum tidur. Kutunggu lima menit..... sepuluh menit.... lalu kucoba menarik kain yang belum sempat dibuka semua..... mungkin karena terlalu ngantuk..... dan tetap tidak ada reaksi. Akupun berdiri perlahan-lahan sambil mendengarkan desah nafas budhe Maryani. Akhirnya..... kulihat tubuh budhe Maryani telentang hanya memakai BH dan celana dalam warna hitam. Sementara tangan kirinya masih memegang kain tidak sempat dibuka semuanya. Saking ngantuknya membereskan kain dan bajunya. Aku menelan ludah beberapa kali melihat gundukan buah dada budhe Maryani naik turun seirama dengan desah nafasnya. Dengan tangan agak gemetar dan nafas agak ngos-ngosan, pelan-pelan dari samping tubuh budhe Maryani kuletakkan tanganku di perutnya lalu pahanya, lalu dengan lembut kusap-usap sambil meyakinkan diri bahwa dia sudah benar-benar tidak merasakan usapan itu.
Akhirnya.. setelah aku yakin benar, tanganku mulai mengelus-elus buah dada budhe Maryani, lalu kuremas-remas dengan lembut..... rasanya uahhhhhh, setelah puas lalu kulepaskan BH budhe Maryani dengan tangan gemetar menahan gejolak keinginan untuk segera meremas dengan keras sambil menyedot putingnya. Setelah BH terlepas, tergerailah dua buah dada budhe Maryani yang besar dengan kedua putingnya yang berwarna agak kehitaman. Ketika telapak tanganku menyentuh kulit yang lembut dan hangat terasa ada getaran aneh dalam tubuhku yang mendesak untuk segera meremas-remas.
Dengan tidak sabar kuremas-remas buah dada itu sambil kuciumi dan kusedot-sedot putingnya bergantian...... aduhhhhh nikmatnya.... kugigit..... kusedot.... untuk mereguk kenikmatannya...... kuendus-endus..... untuk menyerap baunya. Sementara tangan kananku terus meremas-remas, tangan kiriku mulai menjarah bagian bawah perut budhe Maryani, ketika kuusap-usap selangkangannya kulihat kepala budhe Maryani bergerak menggeleng. Aku kaget sekali.... langsung kuhentikan semua gerakan.
Kutatap dalam-dalam wajah budhe Maryani untuk mengetahui apakah dia terbangun atau tidak. Ternyata, dia hanya memindahkan posisi kepalanya saja..... maka akupun semakin berani. Lalu aku pindah posisi, lalu naik ke tempat tidur mendekati kedua kakinya...... Kucoba untuk menurunkan celana dalamnya..... kuangkat pantatnya yang besar.... kutarik celana dalamnya...... Ya ampuun.... kulihat memeknya ditutupi bulu keriting yang menumbuhi bagian bawah pusar budhe Maryani. Sementara bibir memeknya tampak bagai garis kehitaman. Ohhh indahnya...... kontolku yang sudah tegang dari tadi, kian menegang dan berdenyut-denyut melihat pemandangan yang terhampar di depanku, budhe Maryani telanjang bulat.
Akhirnya, kurenggangkan kedua kaki budhe Maryani, lalu aku mulai memainkan jari-jariku menyibakkan bulu-bulu membuka bibir memeknya lalu kucium dan kujilat-jilat...... biar agak bau tapi rasanya enaakkkk sekali.... terus kujilat-jilat sampai puas....... kurasakan tubuh budhe Maryani sedikit bergerak-gerak.. tapi aku tak peduli lagi...... akuuuu takk tahannnn lagiiii.......... kedua kaki budhe Maryani lebih kurenggangkan lagi lalu kulipat dilututnya dan kutahan dengan tanganku..... kutempatkan kedua lututku diantara pahanya dan aku mulai mengarahkan kepala kontolku ke bibir memeknya..... kutekan perlahan-lahan......bless.... kutekan lagi...bless.... aduhhhh sempitnya..... kucoba lebih keras lagi....blesssss.... terdengar bunyi prepetttt..... seperti kain sobek..... akhirnya kontolku masuk semua rasanya agak perih tapi enaaaakkkkk........nikmaatttt...... aku terdiam sejenak merasakan hangat dan denyut memek budhe Maryani sampai kurasakan ada cairan hangat di seputar kontolku..... aku pun menarik kontolku perlahan-lahan..... kutekan lagi..... tarik... tekan... tarik...tekan....crep...crep....crep.... ahhhh nikmat sekaliiii..... terussss sampai tangan dan pinggangku pegal..... kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan ngilu-ngilu enakkkkk..... dan akupun makin mempercepat gerakan-gerakan maju mundur.... sampai akhirnya kurasakan ngilu...geli... yang amat sangat..... aku tak tahannn lagiiiii..... kutekan kontolku sedalam-dalamnya.... dan... crettt....cretttt....creettt.... air maniku keluar banyak sekali bagai hujan.... saat itu kurasakan tubuhku bergetar keras seperti menggigil kedinginan... rasanya....oohhh....tak terkira nikmatnya..... tak terasa tubuhku menindih tubuh budhe Maryani.
Kepalaku tergolek di dada budhe Maryani sambil terengah-engah, lalu kontolku kutarik perlahan-lahan sampai aku terduduk di antara kedua kaki budhe Maryani, kuperhatikan dalam-dalam wajah budhe Maryani, buah dadanya, kuusap-usap memeknya.... kurasakan ada kepuasan yang luar biasa sekali..... sambil mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Kulihat kontolku masih tetap tegang dan nafsuku mulai datang lagi.
Lalu kuambil kainnya budhe Maryani kuusap-usapkan ke memek yang basah karena air maniku. Setelah agak bersih, aku mulai merenggangkan dan melipat lagi kedua kaki budhe Maryani dan agar lebih mudah lagi asyik, pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga lobang memeknya terlihat jelas agak menganga, lalu perlahan aku merangkak diantara kedua paha yang sudah kurenggangkan itu sambil kujilat-jilat sebentar dan kuludahi sedikit....
Perlahan tapi pasti kuarahkan batang kontolku ke lobang yang sudah menganga diselangkangan budhe Maryani, kutekan perlahan dahulu.... bles..... tekan lagi....bless... tekan lagi.... blessssss.... kontolku masuk semua..... Aduh... lobang memek budhe Maryani sudah kering lagi!! seperti tadi, kutahan gerakanku sebentar lalu kutarik sedikit... kutekan..tarik... sampai terasa ada cairan hangat di sekeliling kontolku....Nah, sekarang pasti lancar, pikirku. Lalu aku mulai aktif menekan dan menarik, semakin lama semakin cepat..... crepp... crepp.... crepp.... kutekan kuat-kuat... crepp... blessss..... sampai kepala kontolku mentok!, terasa sekali ada denyut-denyut hangat.... nikmattttt..... enaakkkkk..... kontolku seperti dipijat-pijat.... nikmattt..
Akupun semakin lupa diri, kujatuhkan badanku ketubuh budhe Maryani, kuciumi puting buah dadanya sambil kuremas-remas... aduhh nikmatnya... kugerakkan lagi pantatku naik turun... terusss... teruss... akupun tak sadar ketika badan budhe Maryani sedikit bergetar dan kelihatan mengernyitkan dahinya ketika batang kontolku semakin dalam menyelusuri lubang memeknya yang sudah lama tidak pernah dilewati kontol lelaki karena saat itu aku merasakan ada rasa yang aneh tapi enak campur geli di kepala kontolku.... ada gerinjal-gerijal di dinding memeknya... geli...nikmattt.... crepp... crepp... crepp... tak lama kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut... ada sesuatu yang mendesak ingin keluar... saat inilah yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata... nikmat sekali.... enak campur geli... gelinya sampai keubun-ubun...
Inilah kedua kalinya aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan rasa yang aneh... tapi nikmatttt... kupercepat gerakanku, crepp... crepp... crepp... dan kutekan kuat-kuat.... crettt.... crettt... crettt.... crett.... crettt... air maniku muncrat di dalam memek budhe Maryani... aduhhh nikmatnya... enakkknya... kukeluarkan air maniku sampai tetes terakhir, kupeluk badan budhe Maryani sambil kusedot kuat-kuat puting buah dadanya... badanku terasa lemas sekali... aku terdiam kelelahan, badanku basah kuyup oleh keringat... kutarik kontolku yang agak melemas... plepp!
Kulihat air maniku mengalir keluar dari dalam lobang memek budhe Maryani lalu kuseka dengan kain sampai tidak ada lagi yang keluar, kemudian kuciumi dan kujilat-jilat lembut memek yang memberi aku pengalaman yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup.... saat-saat keperjakaanku hilang dan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita.
Kuperhatikan dalam-dalam wajah budhe Maryani, kulihat dahinya agak berkernyit, basah oleh butir-butir keringat..., Aahhh!!! aku kaget sekali ketika kulihat budhe Maryani menggigit bibir atasnya... Mungkinkah budhe Maryani sadar ketika aku menyetubuhinya tadi... aku bangkit perlahan-lahan... kupegang perutnya lalu kucubit pelan untuk melihat ada reaksi atau tidak... ternyata badan budhe Maryani diam saja... plong! lega sekali rasanya..... Akupun mulai bangkit berdiri, sambil mengumpulkan BH dan celana dalam serta kain budhe Maryani yang kupakai jadi lap, sambil berdiri di sampingnya kupasangkan kembali BH hitamnya... tertutup sudah buah dada yang sangat besar dan indah itu.... lalu kuselipkan kain seperti semula, ketika aku akan memasangkan celana dalam hitamnya sambil memandangi celah memek budhe Maryani yang sudah merekah, aku merasakan kontolku menegang kembali tapi tidak begitu keras.
Akupun berdiri termenung di samping tempat tidur sambil memandangi tubuh di hadapanku dari kepala sampai ujung kaki dan akhirnya pandanganku terpaku pada satu titik yaitu memek budhe Maryani... kupandangi dengan seksama, gundukan daging yang tertutup bulu tebal namun halus... dengan tidak sadar tanganku mulai mengusap-usap... jrenggg!!! kontolku langsung berdiri tegang!!!!! tapi badanku terasa lemas terutama bagian lutut dan pinggang.
Saat itu terdengar dentang jam dinding dua belas kali, aku sedikit kaget, tiga jam sudah aku ada di kamar ini. Terlalu lama, nih! pikirku. Aku ingin segera keluar tapi kontolku masih tegang, malah tambah tegang dan berdenyut-denyut lagi. Semakin lama merenung, semakin besar dorongan untuk menyetubuhi budhe Maryani lagi, irama nafas dan degup jantungkupun semakin cepat.
Tanpa basa-basi, aku naik lagi keatas tempat tidur, kuambil bantal satu lagi untuk menambah ganjal pantat budhe Maryani sambil kurenggangkan dan kulipat kedua kakinya. Celah memek budhe Maryani yang agak kemerah-merahan itupun terlihat semakin menganga dan posisinya lebih tinggi dari tadi. Nyut...nyut... kontolku berdenyut-denyut dan semakin keras.....
Aku tak ingin membuang-buang waktu, kujilat celah memek budhe Maryani dan kuludahi sampai bagian dalamnya.... dengan posisi berjongkok sambil menyelipkan kedua tanganku pada lipatan lututnya dan kedua lututku menempel pantatnya kuarahkan kepala kontolku yang sudah kubasahi dengan ludahku, langsung blesssss...... kutekan sedalam-dalamnya sampai kontolku masuk semuanya dengan lancar tanpa hambatan.... kutarik... tekan.... tarik... tekan... crepp... crepp... crepp... crepp... rasa lemasku mendadak hilang, gerakanku makin cepat... makin kuat hentakanku.... nafaskupun semakin memburu...saking kuatnya hentakanku kurasakan badan budhe Maryani sedikit terdorong... tapi aku sudah tidak perduli lagi... kutarik kontolku dengan perlahan lalu kudorong dan kuhentak dengan kuat... terus berulang-ulang hingga yang terdengar adalah bunyi crepp plokk... crepp plokk... crepp plokk.. plokk.. plokk.. plokk.. plokk.. ketika pahaku menghantam pantatnya seperti bunyi tepuk tangan...
Saat itu aku hanya ingin cepat-cepat selesai... aku menunduk sambil memperhatikan batang kontolku keluar masuk lubang memek budhe Maryani... kulepaskan tangan kananku dari jepitan lutut budhe Maryani, kuelus-elus dengan lembut itil yang terlihat menonjol dengan ibu jariku... dan telapak tangan kiriku kucengkeramkan sambil meremas-remas buah dada kiri yang ditutupi BH hitam.... aku semakin bernafsu... gerakanku bertambah liar... bertambah cepat... bertambah kuat...
Tak terasa ada kenikmatan dan rasa geli seperti dua babak sebelumnya... rasa ingin cepat selesai dan ingin mendapatkan kenikmatan seperti tadi membuat aku lupa diri... kudorong kontolku sedalam-dalamnya.. kupijit-pijit itilnya... kuremas BH yang menutupi buah dadanya dengan kuat... creppp plokk... creppp plokk... crepp plok... terusss.. terusss.. badan budhe Maryani terus terdorong... bergeser... pantatnyapun tak terganjal oleh bantal lagi... hingga tak terasa terdengar bunyi lonceng satu kali, tanda sudah pukul satu malam... akupun semakin tak sabar supaya cepat-cepat selesai... tapi nikmat dan geli yang luar biasa tanda aku akan mencapai puncak kenikmatan tetap tak kurasakan... badanku benar-benar basah kuyup oleh keringat... pinggang mulai terasa panas...
Badanku benar-benar lemas tapi nafsuku malah bertambah kuat... gerakanku mulai lambat... tubuhku sudah tidak kuat tegak lagi... dan tubuhkupun ambruk menindih tubuh budhe Maryani... wajahku beradu dengan wajahnya... sambil memandangi mukanya, kutekan pantatku dengan perlahan sekali... terusss... sampai sedalam-dalamnya... kutarik sampai kepala kontolku keluar dengan perlahan... kutekan lagi dengan perlahan... creeeppp.. bleeeessss... tarik... tekan... creeepp... creeepp... setiap kutekan kontolku sedalam-dalamnya sampai kepalanya menyentuh dinding yang bergerinjal, kulihat dahi budhe Maryani agak berkernyit dan bibirnya agak terbuka dan bergetar...
Kutempelkan kupingku di dadanya terdengar degup jantung agak cepat... desah nafasnyapun agak cepat... tapi aku yakin kalau budhe Maryani tidak tahu sedang diapain dirinya... aku terus bergerak dengan perlahan namun pasti... sambil memandangi wajah dan merasakan sentuhan, gesekan, denyutan dan hangatnya memek budhe Maryani... dan akupun mulai merasakan suatu kenikmatan akibat kontolku keluar masuk lobang memek budhe Maryani, rasa nikmat itu menumbuhkan kembali nafsu dan tenagaku....
Semakin lama rasa nikmat itu semakin terasa, kontolku mulai berdenyut-denyut dan geli... tapi aku tetapmenjaga agar gerakanku tetap perlahan... terasa sekali ada denyutan dari dalam memek budhe Maryani seperti memijat-mijat kontolku... aku langsung sadar kalau cara bersetubuh dengan perlahan dan lembut seperti inilah yang paling cepat memberikan kenikmatan... tapi tanpa sadar gerakan berubah menjadi agak cepat seiring dengan irama nafas dan degup jantung... creepp bleess... creepp bleess... creepp... creepp... tiba tiba pantat budhe Maryani bergerak mundur dan kakinya agak mengejang, buah dadanya mendadak terasa mengeras mendorong dadaku dan kepalanya bergerak kekiri kekanan dengan bibir terbuka dan desahan nafasnya mendadak cepat...
Aduuhhhh!!! aaahhhh!! terasa memek budhe Maryani mengeluarkan cairan hangat dan licin, kontolku semakin berdenyut... nikmat sekali.. oohhh.. oohhh.... nikmattt... geliii... dan aaahhhhh.... terasa ada yang menyedot-nyedot kontolku... nikmatt sekali rasanya... ternyata memek budhe Maryani punya kelebihan bisa menyedot... mataku merem melek merasakan pijitan dan sedotan itu... akupun mulai tidak sabar, kupercepat gerakan menekan dan menarik... creepp... creepp... crepp.... crepp... sambil mulutku mulai mencari-cari sasaran... kujilati dan kuciumi lehernya... lalu belakang kupingnya... badan budhe Maryani terasa menggelinjang ketika lobang kupingnya kujilat dengan lidahku... merasakan adanya reaksi dari budhe Maryani aku semakin bernafsu... kutekan kontolku sedalam-dalamnya sambil kumainkan ujung lidah di lobang kupingnya... badan budhe Maryani bergetar, pantatnya agak naik, kedua telapak tangannya mencengkeram seprei, raut wajahnya seperti sedang menahan sakit yang luar biasa... terasa kembali muncul cairan hangat di sekeliling batang dan kepala kontolku...
Ketika aku sedang menikmati kehangatan, denyutan dan sedotan dari memek budhe Maryani... terdengar bunyi lonceng dua kali, aku kaget... tak menyangka kalau aku sudah lima jam di sini, Aku harus cepat-cepat selesai, bahaya...! pikirku.
Akupun mempercepat gerakan keluar masuk yang sudah sangat lancar sekali soalnya memek budhe Maryani sudah basah sekali dan licin... rasa hangat dan nikmat campur geli itu terus menjalar sampai ke kepalaku, hingga tanpa sadar kulumat bibir budhe Maryani yang agak tebal tapi seksi... kugigit.... kusedot.... kumainkan lidahku di dalam mulutnya... sambil kusedot lidahnya dengan kuat... kepalanya kutahan dengan tangan kiriku, budhe Maryanipun tanpa sadar membalas ciuman dan sedotanku dengan lemah, nafasnya mulai memburu dan terdengar desahan pelan dari mulutnya, aahhh.... oohhh.... ooohhhh... aaahhh..... ehhhh.... ooohhh... uuuhhhh... mmmhhh...oooohhhh.... mmmhhhh.... mmmmhhhh.....
Mendengar desahan pelan dan merangsang yang baru pertama kali kudengar aku merasakan tubuhku melayang-layang... akhirnya rasa nikmat dan geli luar biasa yang kutunggu-tunggu tiba... nikmaattt... geli.... enaakk... gelinya terasa dari ujung kaki ke ujung rambut.... kontolku sudah terasa makin berdenyut-denyut... dengan posisi kedua tangan memeluk bahu budhe Maryani dan mulutku terus mencium.. menggigit kuping sambil memainkan lidah di lobangnya...... aku menggerakkan pantatku mendorong menarik kontolku keluar masuk memek budhe Maryani dengan cepat, crepp.. crepp.. crepp.. crepp.. crepp.. crepp... aahhh....
Merasakan kenikmatan yang luar biasa ini tanpa sadar membuat aku mendesah keenakan di kuping budhe Maryani... aahhhh.... ouhhhh... ouhhhh.... oohhhh.... hhh... hhhhh... hhhh... enaaaak bi..... enaaakkkk.... hhhh..... oohh.... aahhhh..... budhe Maryani pun mendesah dengan lemah di kupingku mmmmhh.... mmmmhhh.... mmmhhh.... ooohhhh.... sambil menarik dan mengangkat pantatnya... terasa seerrrr..... kembali ada cairan hangat dan licin terasa di seputar kontolku.... oohhh... sehingga akupun tak kuat lagi menahan dorongan kuat air maniku......
Kutekan kontolku sedalam-dalamnya sambil memeluk tubuh budhe Maryani dengan kuat sekali dan aaahhhhh..... creett... creettt...cret.. muncrat sudah air maniku di dalam memeknya, saat itu kurasakan tubuh budhe Maryani menggelinjang dan bergetar.... pantatnya terangkat mendorong ke atas kemudian turun... lalu terasa ada denyut-denyut yang menyedot-nyedot kontolku selagi memuncratkan air mani....... aku tidak bisa melukiskan kenikmatan yang kureguk saat itu...... aku hanya bisa memejamkan mata sambil mendesah panjang... aaaaahhhh... oooooohhhhhhhhhhh... nikkkmmaaaattttttt........ mmmmmmhhhh....
Setelah beberapa menit terdiam sambil memeluk tubuh budhe Maryani, aku bangkit dengan perlahan-lahan sambil mencabut kontolku dari memeknya dan langsung kubersihkan bibir memek itu dengan dijilati olehku dan segera kupakaikan kembali celana dalam hitamnya. Kukembalikan posisinya seperti semula, kecuali kainnya yang berlepotan air maniku... akan kubawa dan langsung kurendam di kamar mandi.
Sebelum pergi, aku berdiri sambil memandang wanita yang telah memberikan suatu pengalaman yang tak terlupakan dan tak tergantikan, sambil bertanya-tanya dalam hati, " Apakah dia tahu kalau akulah yang menyetubuhinya ?", soalnya aku yakin bahwa budhe Maryani mengetahui ada seseorang sedang menyetubuhinya dan bahkan diapun sempat mengalami puncak kenikmatan tapi karena rasa kantuk yang amat amat sangat sehingga dia tidak bisa memberi reaksi yang normal.
Setelah beberapa menit, tidak ada reaksi, akupun keluar dari kamarnya dengan langkah gontai tapi puas....
